Akuntansi Pilihan Tepat

Im AccountantOleh: Harry Andrian Simbolon, SE, MAk, QIA, AK, CA, CPA

Di awal tulisan ini saya mau mengucapkan selamat kepada adik-adik yang telah diterima di jurusan akuntansi di seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta untuk tahun ajaran baru ini. Yakinlah kalian bahwa pilihan kalian itu adalah pilihan yang tepat. Bagi adik-adik yang belum diterima dan masih mencari kampus untuk kuliah, saran saya pilihlah jurusan akuntansi. Dalam tulisan ini, saya mau bercerita kisah saya, yang sebenarnya kecemplung tidak sengaja di jurusan akuntansi, namun pada akhirnya menjadi jalan hidup saya. Mudah-mudahan bisa memberi inspirasi.

Pada saat SMA, saya masuk di kelas unggulan, tergila-gila pada pelajaran eksakta, di kelas tiga memilih jurusan IPA, dan sangat tidak menyukai pelajaran akuntansi saat di kelas satu dan kelas dua. Setiap ada kelas akuntansi sebisa mungkin bolos atau cabut (istilah untuk tidak masuk kelas), setiap ada tugas akuntansi pasti nyontek. Di saat memilih jurusan UMPTN (ujian masuk PTN), saya mengambil IPC (ilmu pengetahuan campuran) alias 3 jurusan. Pilihan pertama dan kedua sudah saya tetapkan, tinggal pilihan ketiga sengaja saya kosongkan sampai pada hari-H karena bingung mau pilih jurusan sosial apa. Malam sebelum hari terakhir penyerahan formulir pendaftaran, Bapak saya menelepon dari kampung dan menyarankan untuk mengambil jurusan akuntansi saja dengan alasan lulusannya gampang nyari kerja, pasti dibutuhkan, dll. Jadilah saya mengikuti saran Bapak saya itu, karena pilihan saya sendiri sudah saya tempatkan di pilihan pertama, sedangkan saran mamak saya sudah saya tempatkan di pilihan ke-dua, jadi pas sekali semuanya diakomodir. Karena ini pilihan ke-tiga maka saya pilih PTN yang passing grade nya agak rendah, karena harus jaga gawang, wajib masuk, kalau tidak lulus di PTN pasti saya tidak kuliah (seperti ultimatum Bapak saya), maka saya pilihlah Univeritas Lampung, dengan alasan satu-satunya adalah karena dekat ke Pulau Jawa.

Saat itu sebenarnya orangtuaku sudah mengirimkan uang untuk mendaftar di STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), kalian tahu? Karena ketidak-sukaanku dengan akuntansi, tanpa diketahui orang tuaku, aku tidak jadi mendaftar ke STAN, dan uangnya ku pakai untuk keperluan lain.

Kenyataan pahit harus ku terima, saat pengumuman aku hanya lulus di pilihan ke tiga. Dunia seperti neraka kurasa saat itu, kuliah di jurusan yang paling tidak ku sukai, padahal sebelumnya aku sudah membayangkan kuliah eksakta di Pulau Jawa seperti pilihan pertama dan keduaku. Namun apa daya, berangkatlah aku dengan berat hati ke Bandar Lampung sambil membawa seluruh buku-buku persiapan UMPTN. Rencananya tahun depan aku akan UMPTN lagi dan memilih PTN di Pulau Jawa. Lagi pula gengsi banget aku kalau cuma kuliah di jurusan sosial dan di PTN yang tidak begitu terkenal pula.

Nasib berkata lain, di awal perkuliahan, aku langsung dapat beasiswa karena NEM (Nilai Ebtanas Murni) ku ternyata termasuk tertinggi se-universitas. Selama satu semester di jurusan akuntansi Unila, nilaiku ternyata luar biasa, Indeks Prestasi (IP) semester pertama ku hampir sempurna, cuma satu yang B, lainnya A. Di semester ke-dua ternyata beasiswaku diperpanjang dengan IP ku yang bagus itu. Jurusan akuntansi Unila ternyata masuk katagori jurusan top di Indonesia, pada awal masa perkuliahanku ia terakreditasi B kemudian di akhir perkuliahanku ia mendapat akreditasi A yang masih jarang saat itu, padahal baru berdiri. Sistem pengajarannya persis sama dengan di UGM karena masih dibawah bimbingan departemen akuntansi UGM, termasuk ketua jurusannya masih di pegang oleh orang UGM. Atas dasar inilah aku memantapkan diri untuk tetap kuliah disini saja.

Pada saat kuliah di Unila aku pernah mengikuti kompetisi nasional akuntansi, dari kompetisi itu aku bisa mengukur bahwa kemampuanku tidak kalah dengan mahasiswa dari univeritas di Pulau Jawa. Pada semester ke-lima aku bekesempatan mengikuti sandwich program selama satu semester di UGM Yogyakarta, disana aku tahu bahwa kemampuan anak Unila tidak jauh beda kok dengan anak UGM. Aku juga pernah dipercaya oleh dosenku menjadi asisten untuk memberikan tutorial kepada adik-adik tingkat untuk mata kuliah pengantar akuntansi. Pada akhir perkuliahan, aku malah sudah bekerja memberikan konsultasi akuntansi sektor publik di Pemerintah Provinsi Lampung. Selama kuliah di Unila tidak sekalipun aku membayar uang kuliah karena beasiswaku ternyata bisa kupertahankan sampai lulus. Akhirnya aku lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif cumlaude, dengan waktu kurang dari empat tahun, ujian comprehensive dan ujian skripsi pun bisa kuselesaikan hanya dengan sekali ujian saja. Puji Tuhan.

Selesai kuliah, aku bekerja pada salah satu kantor akuntan publik di Jakarta. Dua Bulan bekerja di sana aku langsung dipercaya menjadi in charge pada sebuah klien kecil. Cukup lima bulan bekerja disana, kemudian aku menerima tawaran head hunter yang mengajakku ikut seleksi di Telkomsel. Dan sejak saat itu sampai sekarang aku menatap karir di Telkomsel dan mengabdi melayani lebih dari setengah penduduk Indonesia yang menggunakan layanan Telkomsel.

Lesson Learned

Tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya untuk bekerja di bagian akuntansi, benar-benar menjadi anak kantoran, melakukan pembukuan hingga membuat laporan keuangan. Namun kondisi yang ada sekarang harus kusyukuri dan jalani, hingga aku menapaki karir dari satu anak tangga ke anak tangga berikutnya.

Apa yang dikatakan Bapakku dulu terbukti benar, memang tidak susah mencari pekerjaan bagi lulusan akuntansi dan pasti dibutuhkan di seluruh organiasi, tidak ada satu organisasipun yang tidak melakukan pencatatan keuangan, minimal uang masuk dan keluar. Tidak terbayang olehku jadi apa aku sekarang jika aku menjadi engineer seperti pilihan pertama UMPTN dulu atau menekuni bisnis agro seperti pilihan ke-duaku dulu. Namun itulah rencana Tuhan, Dia merajut masa depanku begitu indah.

Bekerja sebagai akuntan mengajarkanku akan keseimbangan hidup. Rumus sakti persamaan akuntansi (Aset = Hutang + Modal) dan sisi kanan (debet) harus sama dengan sisi kiri (kredit) benar-benar ku anggap sebagai falsafah hidup yaitu bahwa hidup itu harus seimbang. Aplikasinya adalah bagaimana keseimbangan antara waktu bekerja dengan waktu untuk keluarga, bagaimana menjaga kesehatan pikiran dan kesehatan tubuh, dan bagaimana mendeteksi adanya kesalahan dan ketidak-beresan jika ternyata ada ketidak-seimbangan yang terjadi.

Siklus akuntansi itu adalah proses yang sangat panjang, bayangkan yang terjadi jika sudah capek-capek melakukan penjurnalan, posting, sampai menghasilkan trial balance, namun ketika menyusun laporan posisi keuangan (neraca) ternyata hasilnya tidak balance. Terkadang memang jalan hidup itu adalah seperti itu, tidak selalu sama seperti yang kita impikan, terkadang ada kesalahan dan kekurang-tepatan yang perlu penyesuaian. Hasil akhir harus seimbang memiliki makna lain atas suatu kesempurnaan. Hal ini membuatku untuk terus melakukan improvement, pembelajaran dan pendidikan berkelanjutan untuk mencapai, minimal mendekati kesempurnaan itu.

Akuntansi itu sebenarnya adalah suatu sistem, ada input, proses dan output. Belajar akuntansi berarti menekuni kesisteman. Jika sudah paham sistem berarti kita bisa menyelesaikan suatu masalah dengan lebih presisi. Hal ini mengajarkanku pula bahwa dalam menganalisis suatu fenomena (termasuk penyelesaian masalah) harus dirunut dari pendekatan sistem, tidak langsung mengambil kesimpulan atau mengeneralisir suatu hal. Kita bisa tahu dimana sebenarnya masalah terjadi, apakah di input, di proses atau di output, dan siapa pula pelakunya.

Banyak lagi prinsip-prinsip dasar akuntansi yang kuanggap sebagai falsafah hidup, seperti going concern yang kuamini sebagai visi jangka panjang untuk terus berkarya selama hidup, matching cost against revenue yang kupandang sebagai pedoman dalam mengambil keputusan terutama dalam hal pertimbangan cost benefitsubstance over form yang kuyakini untuk berbuat baik kapanpun tanpa syarat, timeliness yang lebih pada sisi kedisiplinan kehidupan sehari-hari, full disclosure mengingatkanku bahwa hidupku ini seperti kitab terbuka yang dapat dibaca oleh semua orang sehingga aku harus memberikan kesaksian hidup yang baik, dan banyak lagi prinsip lainnya.

Dulu aku pernah berpikir bahwa kondisi bangsa ini sebenarnya bisa diperbaiki melalui pendekatan akuntansi. Banyaknya penyelewengan keuangan, korupsi, penggelembungan harga, hingga akal-akalan prosedur, karena sistem belum begitu baik dan bocornya kontrol yang sudah dibuat. Sangat diperlukan akuntan yang berintegritas untuk mengawal jalannya proses tersebut. Namun dapat kita lihat bersama bahwa akuntan pintar ternyata sudah banyak di Negara ini, tetapi akuntan yang berintegritas, beretika dan berhati nurani ternyata masih langka. Menurutku inilah yang membuat sebaik apapun sistem yang dibuat dan sehebat apapun kontrol yang diciptakan tetapi tetap bocor juga. Bagi adik-adik mahasiswa akuntansi yang sedang membaca tulisan ini camkanlah itu sedari sekarang ya.

Saat ini aku sudah kecemplung di dunia akuntansi, oleh karena itu sekalian saja basah kuyup dan berenang di dalamnya. Profesi ini akhirnya kutekuni betul. Aku mengikuti pendidikan lanjutan baik secara akademik maupun secara profesional. Sudah kuyakinkan pula untuk meraih karir tertinggiku dari dunia akuntansi ini juga. Akhirnya, jadilah agen-agen perubahan melalui jalur akuntansi. Selamat berkarya dan bekerja nyata.

Advertisement

About akuntansibisnis
Me

2 Responses to Akuntansi Pilihan Tepat

  1. Wadiyo says:

    Pak Harry Simbolon, terima kasih artikel yang telah membuka mata dan wawasanku sebagai orang akuntansi.

    Ada sedikit pertanyaan yang sering muncul dalam benak saya.
    ” apakah pekerjaan bidang akuntansi bisa dilakukan atau masih laku sampai usia tua?”

    Terima kasih
    Wadiyo

    • Pak Wadiyo,
      Banyak tokoh akuntansi yang masih enerjik meneukuni profesi sampai usia tuanya, seperti Prof Munaf Regar, Pak Hans, Pak Tanjil, dll. Mudah-mudahan sayapun masih bisa tetap berkarya sampai usia tua saya nanti.

      Terimakasih

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: