Strategi Bersaing Korporasi
June 16, 2010 Leave a comment
Oleh: Harry Andrian Simbolon, SE., M.Ak., QIA
Staregi korporasi dapat dijelaskan dengan tiga pendekatan umum yang lazim disebut dengan grand strategi, yaitu; pertumbuhan (growth), mejaga kestabilan (stability) dan menarik diri (retrenchment). Ketiga langkah itu dapat dianalogikan secara sederhana pada seseorang yang melangkah ke depan, diam ditempat atau mundur pada saat berperang. Ada dua bel;as macam strategy (grand strategi) yang dapat dijalankan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaing suatu unit bisnis yaitu: concentration, market development, product development, innovation, horizontal untegration, vertical integration, join venture, concentric, diversification, conglomerate diversication, retrenchment/turnaround, divesture dan liquidation.
PERUSAHAAN TUNGGAL
Konsentrasi perusahaan pada single business merupakan strategi untuk mengusahakan seluruh sumber daya dan kegiatannya dalam suatu bisnis tertentu. Adapun strategi yang digunakan dapat berupa concentration strategy, yaitu strategi perusahaan dalam mengarahkan sumber dayanya untuk mencapai pertumbuhan yang menguntungkan dari single product, dalam single market, dengan menggunakan single technology yang dominan.
Manfaat bagi perusahaan dengan pilihannya sebagai pemain dalam bisnis tunggal yaitu ;
- Perusahaan tunggal akan terhindar dari sikap mendua (ambiguity) tentang who we are and what we do.
- Perusahaan tunggal akan mapu meraih posisi persaingan jangka panjang yang lebih kuat karena mempunyai keahlian dan pengalaman yang lebih baik daripada pesaing yang baru muncul.
Disamping sejumlah manfaat yang dapat diraih, risiko paling besar yang dihadpi perusahaan tunggal adalah hancurnya seluruh potensi kemampuan yang ada ketika industri bisnis yang digeluti tidak lagi mampu menarik konsumen untuk bertahan disitu.
STRATEGI KORPORASI
Perusahaan dapat mencapai pertumbuhan dengan tetap konsentrasi pada bisnisnya yang sekarang melalui strategi integrasi yaitu strategi vertical dan strategi horizontal. Strategi vertical integration terjadi jika perushaan mengambil alih fungsi yang sebelumnya disediakan oleh supplier (backward integration-hulu) atau oleh distributor (forward integration-hilir). Langkah strategi merupakan strategi yang masuk akal bagi perusahaan yang mempunyai posisi bersaing kuat (pangsa pasar yang kuat) dalam industri yang tumbuh dengan cepat (higly attractive industry). Dalam industry yang mengalami pertumbuhan yang bagus biasanya tekanan persaingan makin meningkat karena banyaknya pendatang baru masuk yang masuk. Untuk menjaga dan bahkan memperkuat posisi bersaingnya, perusahaan perlu bertindak untuk mempeerkecil biaya memperoleh bahan dan mengontrol aktivitas operasional seefisien mungkin maupun aktivitas distribusi.
Manfaat Strategi Integrasi Vertikal
- Dapat menciptakan penghematan biaya kalau volume kebutuhan bahan baku yang diperlukan cukup besar sehingga cukup ekonomis kalau di produksi sendiri.
- Akan mampu memberikan konstribusi laba yang diharapkan karena memberikan keamanan supply bahan baku utama yang dibutuhkan perusahaan dan perusahaan tidak mengalami kesulitan menguasai teknologi yang diperlukan.
- Integrasi ke belakang akan memberikan keunggulan bersaing atas dasar differensiasi jika integrasi tersebut mampu meningkatkan kualitas produk akhir dan pelayanan kepada konsumen.
Kelemahan Strategi Integrasi Vertikal
- Adanya beban kelebihan kapasitas akibat tidak meratanya skala pabrik.
- Koordinasi yang tidak jalan akan manikkan biaya dan menghilangkan sinergi.
- Proses kadaluarsa
- Menghalangi keluar pasar yang sudah kurang menguntungkan.
- Kehilangan akses informasi dari supplier maupun dari distributor.
STRATEGI DIVERSIFIKASI
Perusahaan harus memanfaatkan sejumlah karakter yang menjadi kekuatan sebagai alat diversifikasi dan berusaha mencapai kesesuaian strategi (strategic fit) dalam bisnis baru yang dijalankan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Manfaat yang dapat dipetik dari adanya strategi diversifikasi yaitu ; peningkatan kinerja, posisi perusahaan, memanfaatkan strategic fit, mengarahkan sumber daya korporasi pada unit bisnis yang paling menguntungkan dan perencanaan pajak.
Pertimbangan Diversifikasi
Setiap pilihan bisnis tentu mempunyai risiko. Oleh karena itu diperlukan beberapa pertimbangan sebelum melakukan tindakan diversifikasi. Ada dua variabel yang menjadi pertimbangan yaitu ; posisi bersaing atau kekuatan perusahaan dalam industri posisinya lemah atau kuat dan tingkat pertumbuhan pasar (long term attractivesness) apakah tumbuh dengan cepat atau lambat.
MEMBANGUN NILAI PEMEGANG SAHAM: PEMBENARAN DIVERSIFIKASI
Ada tiga cara pendekatan penilaian apakah diversifikasi mempunyai potensi untuk meningkatkan nilai pemegang saham yaitu:
- The attractiveness test – adalah suatu pengujian apakah bidang industri tertentu yang dipilih, cukup menarik atau tidak dalam menghasilkan keuntungan yang bagus.
- The cost-off test – adalah suatu penilaian terhadap besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memasuki suatu industri tertentu.
- The better-off test – adalah suatu penilaian menyeluruh apakah diversifikasi yang akan dilakukan dapat mendorong terciptanya keunggulan bersaing yang lebih baik bagi perusahaan dibandingkan sebelum adanya diversifikasi.
STRATEGI DIVERSIFIKASI BERKAITAN
Strategi diversifikasi berkaitan adalah diveresifikasi perusahaan ke dalam suatu bisnis lain yang masih mempunyai hubungan erat dengan bisnis sebelumnya sehingga dikembangkan strategi bisnis yang saling berkesesuaian (strategic fit) diantara masing-masing bisnis tersebut . Kesesuaian strategi ini terjadi jika perusahaan dengan bisnis yang berbeda ini mempunyai rantai nilai yang saling berkaitan sehingga punya peluang untuk (1) mentransfer skill dan pengalaman dari satu bisnis ke bisnis lainnya untuk mendorong pendapatan atau (2) mengombinasikan aktivitas berkaitan dari bisnis terpisah ke dalam aktivitas bersama sehingga mengurangi biaya perusahaan secara keseluruhan.
STRATEGI DIVERSIFIKASI TIDAK BERKAITAN
Kemungkinan untuk melakukan unrelated diversificatication antara lain sebagai berikut:
- Perusahaan yang memiliki kas berlebih, tetapi memiliki sedikit peluang akan mencari perusahaan yang memilki banyak peluang namun kekurangan kas.
- Perusahaan yang bergerak dalam pola penjualan yang sangat tergantung musim atau siklus, berdiversifikasi pada perusahaan yang mempunyai musim atau siklus yang sebaliknya.
- Perusahaan dengan hutang yang tinggi, mencari perusahaan yang bebas hutang.
- Membangun diversifikasi portfolio tiga atau empat unrelated kelompok bisnis, tetapi mengusahakan sedikit banyak keterkaitan diantara masing-masing kelompok.
- Memiliki perusahaan apa saja, dalam garis bisnis mana saja selagi peluang keuntungan yang diproyeksikan sama dengan satu atau lebih dari kriteria minimum.
STRATEGI DIVERSIFIKASI KOMBINASI
Praktek strategi diversifikasi kombinasi dapat berbentuk sebagai berikut:
- Satu perusahaan dominan yang menjalankan bisnis inti perusahaan dan kemudian dikelilingi beberapa perusahaan dengan ukuran lebih kecil, berkaitan dan tidak berkaitan.
- Diversifikasi yang sempit atau berdekatan yang hanya terdiri atas sejumlah kecil perusahaan (dua sampai lima) yang berkaitan dan atau tidak berkaitan.
- Diversifikasi yang melebar yang hanya terdiri atas sejumlah kecil perusahaan (dua sampai lima) yang berkaitan atau tidak berkaitan.
- Diversifikasi yang melebar yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang sebagian besar merupakan bisnis yang saling berkaitan dan atau tidak berkaitan.
- Perusahaan multi bisnis yang melakukan diversifikasi tidak berkaitan dan pada masing-masing kelompok yang tidak berkaitan tersebut berkembang usaha yang saling berkaitan.
PRO DAN KONTRA STRATEGI KONGLOMERAT
Adanya sikap kontra karena banyak perusahaan yang bangkrut karena timbulnya dorongan investasi yang menggebu-gebu untuk mengejar peluang keuntungan yang tampak di depan mata. sedangkan sikap pro terhadap konglomerasi tersebut dapat ditinjau dari bebeapa sudut yaitu;
- Risiko bisnis dalam diversifikasi tidak terkait akan tersebar terhadap industri sehingga perusahaan tidak tergantung pada satu bisnis.
- Sumber daya dapat diinvestasikan dalam bisnis apa saja yang bisa menawarkan prospek laba yang paling menarik.
- Kemampulabaan perusahaan lebih stabil karena kesulitan usaha pada bisnis tertentu dapat diimbangi oleh bisnis lain yang menguntungkan.
Meskipun berbagai alasan yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa walaupun strategi konglomerat dapat memenuhi kriteria tiga pengujian yaitu attractiveness test, cost-of-entry tests dan the better test, namun strategi tersebut masih menyisakan masalah atau punya implikasi yang serius kalau manajemen tidak hati-hati menanganinya. Salah satu masalah yang harus diatasi adalah kebutuhan manajer yang mumpuni yang dapat membuat keputusan menjadi yang sehat pada berbagai bisnis yang bervariasi, dalam lingkungan industri dan persaingan yang sama sekali berbeda.
STRATEGI DIVESTITURE DAN LIKUIDASI
Alternatif strategi pasca diversifikasi yang bisa dilakukan setelah unit usaha mengalami kerugian terus-menerus adalah melakukan penciutan usaha atau pelepasan unit-unit usaha perusahaan (divestasi). Divestiture biasanya dilakukan ketika retrench-ment gagal untuk memperbaiki keadaan. Divestiture dilakukan menghilangkan kinerja bisnis yang lemah dari portfolio perusahaan dan menghilangkan bisnis yang sudah tidak sesuai lagi.
Diverstiture dapat dinyatakan dalam dua bentuk. Perusahaan induk dapat melakukan spin off terhadap satu unit usaha yang independen secara keuangan maupun manajemen dimana perusahaan induk ingin mengurangi atau tidak bersedia mempertahankan posisi kepemilikannya.
STRATEGI TURNAROUND, RETRENCHMENT DAN RESTRUKTURISASI
Ketika perusahaan mengalami penururnan usaha terus dan kalau dibiarkan dapat meluncur terus sampai batas minimal, maka berbagai strategi untuk menghambat dan mencegah kerugian lebih besar lagi agar dapat bangkit kembali untuk menyusunkekuatan adalah:
- Strategi Berputar Haluan (turnaroun) – Memfokuskan pada sejumlah usaha yang terpaksa dilakukan untuk merevisi berbagai kebijaksanaan unit usaha yang merugi agar kembali menguntungkan perusahaan daripada harus melakukan divestasi.
- Strategi Retrenchment – merupakan upaya pengurangan atau penciutan luasnya diversifikasi sehingga anak perusahaan atau unit usaha menjadi lebih kuat.
- Strategi Restrukturisasi Portfolio – Merupakan langkah-langkah perombakan secara radikal terhadap komposisi unit usaha dan presentasi kepemilikan portfolio. Restrukturisasi portfolio perusahaan dapat merupakan tindakan upaya bersama berupa divestasi dan akuisisi baru.