Motivasi di Balik Diversifikasi Bisnis

Oleh: Iwan Setiawan, SE, MBA, Ak, CA *)

Diversifikasi bisnis merupakan upaya perwujudan strategi pertumbuhan bisnis (growth strategy) dengan cara memperluas cakupan bisnis, baik dengan arah vertikal maupun horizontal. Diversifikasi vertikal merupakan perluasan bisnis dengan arah hulu ke hilir (atau sebaliknya) dalam sebuah rangkaian rantai pasok (supply chain) bisnis. Diversifikasi vertikal dilakukan dengan memperluas bisnis pada jenis bisnis yang memiliki keterkaitan tertentu (teknologi dan atau komersial) dalam rantai pasok bisnis semula. Oleh karena itu diversifikasi jenis ini sering dinamakan sebagai related diversification. Adapun diversifikasi horizontal merupakan perluasan bisnis pada wilayah bisnis yang tidak memiliki hubungan keterkaitan rantai pasok dengan bisnis yang semula digeluti perusahaan, sehingga dinamakan juga unrelated diversification.

Meskipun secara definisi kedua jenis diversifikasi tersebut terlihat sangat berbeda, dalam praktik di lapangan tidak mudah untuk secara pasti memisahkan keduanya. Rantai pasok suatu entitas bisnis tunggal (apalagi multi bisnis) pada umumnya saling terkait dalam suatu rangkaian proses yang kompleks, yang tidak mudah untuk dipahami apalagi dianalisis. Jika untuk menganalisis keterhubungan berbagai bisnis yang digeluti suatu perusahaan saja tidak mudah, apalagi menilai motivasi di balik mengapa perusahaan menjalankan strategi diversifikasi.

Untuk dapat melakukan analisis secara paripurna atas laporan keuangan (due diligence sebelum proses akusisi, merger atau restrukturisasi), suatu perusahaan, terutama yang terdiversifikasi, perlu memahami dan menilai motivasi (raison d’etre) dibalik keputusan mengapa suatu bisnis semula dimasuki oleh, dan seperti apa relatedness bisnis tersebut dengan, bisnis entitas utama. Para akademisi terkenal seperti Palepu, Healy dan Bernard (1996) maupun praktisi seperti James English (2001) menyarankan pendekatan tersebut sebagai salah satu tahapan awal dalam menganalisis laporan keuangan.

Tiga Perspektif atas Motivasi Diversifikasi Bisnis

Selama puluhan tahun berbagai pendapat yang berbeda-beda telah dikemukakan oleh para ahli dari berbagai belahan dunia mengenai motivasi di balik dijalankannya strategi diversifikasi bisnis.  Berbagai pendapat tersebut dapat disintesis oleh beberapa akademisi menjadi 3 sudut pandang (perspective) teoritis, yaitu: perspektif eksternal (external view), perspektif internal (internal view) dan perspektif keuangan (finance perspective).

Perspektif eksternal (external view atau industrial organization view) memandang bahwa diversifikasi bisnis memberikan keuntungan bagi perusahaan yang menjalankan karena:

  • terciptanya sinergi antar unit-unit bisnis melalui sharing infrastruktur bisnis dan sumber daya yang sama;
  • terciptanya kekuatan untuk menguasai pasar dan mempengaruhi harga, misalnya melalui predatory pricing, cross-subdidization, dan reciprocity buying. Hal tersebut dapat berlangsung khususnya apabila diversifikasi dilakukan pada industri yang terkait (related diversification);
  • diperolehnya manfaat dengan cara menciptakan sendiri fungsi dari institusi-institusi tersebut (internalized) dalam organisasi mereka.

Perspektif internal (internal view atau resources-based view) memandang bahwa diversifikasi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan yang menjalankannya, karena adanya sumber daya (berupa specific asset atau specific capabilities) yang dapat di-leverage pada industri, pasar maupun segmen bisnis yang berbeda. Pada kondisi di negara-negara maju (developed economies), penguasaan atas sumber daya generik sebagai dasar untuk menjalankan strategi diversifikasi, tidak akan sustainable dalam jangka panjang karena sifat mereka yang mudah ditiru (immitable) dan mudah diperoleh (abundant in supply). Pada negara berkembang (emerging economies), perusahaan-perusahaan awalnya berkembang karena kemampuan generik dalam mengkombinasikan pemahaman tentang pasar lokal dan penguasaan teknologi serta sumberdaya organisasional (know-how, management method) yang diimpor dari luar negeri.

Perspektif keuangan (financial perspective) mencakup tiga ide dasar yang menjelaskan mengapa perusahaan melakuan diversifikasi, yaitu:

  • diversifikasi dilakukan perusahaan karena hal tersebut mengurangi risiko perusahaan secara keseluruhan sebagai akibat timbulnya lebih dari satu pola pendapatan (revenue stream) yang tidak berkorelasi, karena berasal dari bisnis yang berbeda, sehingga menyebabkan penurunan total varian (dan dengan sendirinya risk) dari pendapatan;
  • diversifikasi menyediakan sarana terciptanya internal capital market. Internal capital market berfungsi mengalokasikan modal secara lintas bisnis maupun lintas perusahaan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan yang akan mampu diperoleh oleh perusahaan yang tidak terdiversifikasi melalui sumber modal eksternal (bank atau pasar modal);
  • diversifikasi dilakukan oleh perusahaan karena adanya motif kingdom building dari para manajer-pengelola, dengan logika: diversifikasi akan meningkatkan kompleksitas pekerjaan para manajer-pengelola yang kemudian berasosiasi dengan peningkatan prestise, kekuasaan yang berujung pada peningkatan kompensasi yang diharapkan akan diterima oleh mereka dan sekaligus menurunkan risiko unemployment bagi para manajer-pengelola tersebut di masa depan.

*) Penulis memiliki exposure lengkap di bidang keuangan, mulai dari auditing (external dan internal), managerial accounting, financial policy and system sampai pada enterprise resource planning. Penulis menyelesaikan Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Diponegoro dan Master of Business Administration dari Universitas Gadjah Mada.

About akuntansibisnis
Me

Leave a comment