Akuntansi Startup

Oleh: Harry A. Simbolon., SE., M.Ak., QIA., AK., CA., CPA., CMA., CIBA., ASEAN CPA

Sebelum memulai tulisan ini, pertama saya mengucapkan selamat kepada Anda, karena saya yakin yang membaca tulisan ini adalah para entrepreneur, yaitu para innovator yang telah berhasil mencurahkan gagasan menjadi sebuah bisnis nyata. Teruslah berkarya, Indonesia membutuhkan banyak orang seperti Anda.

Kali ini kita akan mengulas akuntansi untuk sebuah bisnis yang baru berdiri, atau bahasa kerennya sekarang adalah startup. Merealisasikan ide menjadi sebuah bisnis nyata adalah sebuah pencapaian besar, namun jangan lupa bahwa ide tersebut harus memiliki kelayakan dan evaluasi financial secara berkala. Anda tentu tidak ingin usaha yang Anda bangun dengan kerja keras gulung tikar di tengah jalan hanya karena Anda tidak mampu mengatur keuangan perusahaan Anda. Oleh karena itu penting bagi Anda untuk memahami akuntansi, karena akuntansi dapat menginformasikan kondisi perusahaan Anda, yaitu kinerja dan pertanggungjawabannya. Kondisi perusahaan itulah yang kemudian menjadi insight dalam setiap pengambilan keputusan selama perusahaan berjalan.

Konsep Dasar Akuntansi

Warren Buffet mengatakan: “Accounting is the language of business. If you can’t speak the language, it’s difficult to win the game”. Quote tersebut benar sekali, memahami akuntansi sama dengan memahami bahasa bisnis, jika Anda tidak memahami bahasanya bagaimana Anda dapat menjalankan bisnis Anda.

Untuk menjalankan bisnis, Anda harus pahami dulu bahasanya, yaitu konsep dasar akuntansi. Saat ini sudah tersedia standar akuntansi untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi panduan bagi perusahaan startup. Namun lebih dari itu Anda harus memahami prinsip akuntansi secara umum. Anda mendirikan perusahaan tentu ingin membesarkannya, tidak sekedar memiliki batasan omset tertentu agar tetap diklasifikasikan sebagai UMKM. Pengetahuan dasar akuntansi sudah banyak saya ulas dalam Weblog saya, saya tidak berpanjang lebar mengulasnya disini, silahkan membaca tulisan-tulisan saya berikut ini:

Software Akuntansi

Hampir tidak ada lagi sekarang ini perusahaan yang mengolah transaksi keuangannya secara manual, meskipun Anda mempekerjakan akuntan profesional sekalipun, minimal menggunakan spreadsheet. Sekarang ini telah tersedia berbagai macam perangkat lunak akuntansi yang dapat membantu usaha kecil dengan pembukuan, inventaris, penagihan, penggajian, arus kas, laporan pendapatan, dan banyak lagi.

Perangkat lunak akuntansi adalah alat yang powerful untuk memproses transaksi keuangan hingga menjadi laporan keuangan, termasuk didalamnya menginformasikan progress atau status suatu transaksi, seperti kinerja penjualan, tagihan outstanding, saldo persediaan, jatuh tempo hutang, dll.

Dari sekian banyak pilihan perangkat lunak akuntansi yang ada di pasar, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, tergantung pada ukuran bisnis, jumlah karyawan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu penting sekali bagi Anda untuk menyesuaikan perangkat lunak dengan kondisi perusahaan Anda.

Mempekerjakan Akuntan

Keuangan suatu perusahaan, apakah itu perusahaan besar atau kecil, harus ditangani dengan baik. Anda sebagai pengusaha tentunya tidak dapat mengurusnya seorang diri. Semakin besar usaha Anda maka semakin kompleks transaksinya. Oleh karena itu Anda perlu mempekerjakan tenaga ahli di bidang akuntansi untuk membantu Anda.

Akuntan profesional adalah akuntan yang berpraktik secara profesional, didukung dengan sertifikasi profesi yang dimilikinya, seperti Chartered Accountant (CA). Mempekerjakan seorang CA berarti Anda berinvestasi bagi kemajuan perusahaan Anda. Namun jika Anda merasa transaksinya masih sederhana dan belum banyak, Anda dapat mempekerjakan teknisi akuntansi (administrasi keuangan) saja. Cukup menyuruhnya belajar cara membukukan transaksi dan cara menggunakan software akuntansi.

Jika pertimbangan Anda adalah uang, yaitu Anda belum memiliki cukup uang untuk mempekerjakan akuntan profesional, namun Anda membutuhkan layanan akuntansi yang lengkap dan profesional, ada solusinya, yaitu meyerahkan tugas-tugas keuangan di perusahaan Anda kepada Kantor Jasa Akuntansi (KJA). Menyerahkan ke KJA berarti meng-outsource fungsi akuntansi perusahaan Anda kepada pihak ketiga. Sekarang ini sudah banyak tersedia KJA-KJA di hampir semua kota, tarif dan layanannya juga beragam tergantung pada kemampuan keuangan Anda.

Kapitalisais Biaya Pendirian

Setelah Anda mendirikan perusahaan, apapun bentuknya itu, apakah CV, PT, atau apapaun itu, maka sejak saat itu pula perusahaan Anda memiliki kewajiban untuk melakukan pembukuan. Banyak pertanyaan datang kepada saya bagaimana mengakui biaya pendirian perusahaan, dibebankan atau dikapitalisasi sebagai aset takberwujud (PSAK 19)?

Mengacu pada PSAK 19, standar akuntansi mensyaratkan entitas untuk mengakui aset takberwujud, apakah dibeli atau dibuat sendiri (dengan biaya), jika dan hanya jika:

  • besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
  • biaya aset dapat diukur dengan handal

Suatu entitas harus menilai probabilitas dari manfaat ekonomi tersebut menggunakan asumsi yang masuk akal dan dapat didukung dengan estimasi terbaik manajemen dari serangkaian kondisi ekonomi yang akan ada selama masa manfaat aset.

Berdasarkan paragrap 68 PSAK 19, pengeluaran atas aset takberwujud harus diakui sebagai beban ketika terjadi, kecuali:

  • pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset takberwujud yang memenuhi kriteria pengakuan (sebagaimana dinyatakan di atas)
  • item tersebut diperoleh dalam kombinasi bisnis dan tidak dapat diakui sebagai aset takberwujud. Jika demikian, ini merupakan bagian dari jumlah yang diakui sebagai goodwill pada tanggal akuisisi.

Lebih jauh, paragrap 69 memberikan contoh-contoh jenis biaya yang tidak dapat dibedakan dari biaya pengembangan bisnis secara keseluruhan, dan oleh karena itu harus dibayar saat dikeluarkan. Jenis biaya tersebut meliputi:

  • pengeluaran untuk kegiatan perintisan (yaitu biaya startup), kecuali pengeluaran ini termasuk dalam biaya aset tetap sesuai dengan PSAK 16. Biaya startup dapat terdiri dari biaya pendirian seperti legal dan biaya kesekretariatan yang timbul dalam mendirikan badan hukum, pengeluaran untuk membuka usaha atau fasilitas baru (yaitu biaya prapembukaan) atau pengeluaran untuk memulai operasi baru atau meluncurkan produk atau proses baru (yaitu biaya praoperasi);
  • pengeluaran untuk kegiatan pelatihan;
  • pengeluaran untuk kegiatan iklan dan promosi (termasuk katalog pesanan antar);
  • pengeluaran untuk merelokasi atau mengatur ulang sebagian atau seluruh entitas.

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa biaya startup harus dibebankan saat terjadi.

Dinamika Bisnis

Permasalahan-permasalahan lebih lanjut setelah berdiri tentu akan datang silih berganti. Maka Perusahaan startup harus agile dalam bertindak, pada saat kapan harus merekrut teknisi akuntansi, akuntan profesional atau meng-outsource ke KJA. Pada saat kapan pula harus menyesuaikan kebutuhan software akuntansi yang digunakan. Atau jika perlu meng-hire penasehat akuntansi.

Fungsi akuntansi adalah memahami peristiwa bisnis yang terjadi, membukukannya hingga melaporkannya. Bahkan sebelum keputusan dibuat, akuntansi sudah berperan memberikan kajian akan seperti apa nanti dampak keuangannnya. Jadi apapun keputusan bisnis yang dibuat maka akuntansi harus mampu mentranslasinya menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Tentunya semakin kompleks business scheme, diperlukan akuntan yang juga mumpuni untuk mengurusnya.

Akuntan yang bekerja pada perusahaan startup haruslah berpikir selayaknya sang founder dari startup itu: open mind, agility dan experimental. Oleh karena itu Anda sebagai pengusaha juga harus menemukan akuntan yang sesuai spesifikasinya dengan kebutuhan Anda, yaitu akuntan yang tidak menjadi stopper melainkan menjadi accelerator kemajuan bisnis Anda.

About akuntansibisnis
Me

Leave a comment